KELOMPOK 6 :
CATUR SUKAWIARTI, SUSI
ANDRIYANI,KUSWATI, SANTI SAFITRI
METODE DAN PENDEKATAN PERENCANAAN PENGAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
I. I. PENGERTIAN
Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
Sedang menurut kamus bahasa Indonesia Pembelajaran adalah
proses, cara menjadikan orang/ mahluk belajar.
Dalam literature ilmu pendidikan, khususnya ilmu pengajaran,
dapat ditemukan banyak metode mengajar. Dari literature barat, dapat
diketahui banyak metode mengajar, seperti metode ceramah, Tanya jawab, diskusi,
sosiodrama dan bermain peran, pemberian tugas dan resitasi dll. Di Indonesia
Metode ini banyak sekali dan akan bertambah terus sejalan dengan kemajuan
perkembangan teori-teori pengajaran. Metode mengajar disebut metode umum,
karena metode tersebut digunakan untuk mengajar pada umumnya. Biasanya studi
tentang mengajar umum disebut dengan menggunakan istilah metode pengajaran.
Sebenarnya untuk kepentingan pengebangan teori-teori pendidikan
islam, masalah metode tidaklah terlalu sulit, metode-metode mengajar yang
dikembangkan di barat dapat saja digunakan atau diambil untuk memperkaya teori
tentang metode pendidikan islam.
II. II. MACAM-MACAM METODE
Tugas seorang guru adalah memilih berbagai metode yang tepat
untuk menciptakan proses belajar-mengajar. Ketepatan penggunaan metode, sangat
bergantung kepada tujuan, isi p[roses belajar mengajar, dan kegiatan belajar
mengajar. Dalam proses belajar mengajar yang baik, hendaknya mempergunakan
jenis metode mengajar secara bergantian atau saling membantu satu sama lain,
karena masing-masing metode ada kelemahan dan kelebihannya.
Berikut 5 (lima) metode pembelajaran yang kerap digunakan dalam
pembelajaran sebagai berikut
1. Metode ceramah
Menurut Zuhairini dkk, metode ceramah adalah suatu
metode didalam pendidikan dimana cara menyampaikan pengertian-pengertian materi
kepada peserta didik dengan jalan penerangan dan penuturan secara lisan.
Sedang menurut Winarno Suracmad, metode ceramah
adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan oleh
seseorang terhadap kelompok pendengar, dalam pelaksanaannya sebuah interaksi
dalam penuturannya misalnya penceramah dalam mempergunakan alat Bantu untuk
menjelaskan uraiannya, tetapi alat utama perhubungan dengan kelompok pendengar
adalah bahas lisan
2. Metode diskusi
2. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan
pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa/ kelompok siswa untuk
mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan
atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas suatu masalah. Forum diskusi
bisa diikuti oleh semua siswa didalam kelas, juga dapat dibentuk kelompok
kelompk diskusi lebih kecil. Yang perlu diperhatikan adalah hendaknya para
siswa dapat berpartisipasi aktif di dalam setiap forum diskusi. Semakin banyak
siswa terlibat dan menyumbangkan pikirannya, maka semakin banyak pula yang
dapat mereka pelajari
3. Metode demonstrasi dan eksperimen
3. Metode demonstrasi dan eksperimen
Metode demonstrasi adalah salah satu metode untuk membelajarkan
siswa untuk melihat apa yang dikerjakan oleh guru. Jadi demonstrasi adalah cara
mengajar guru dengan menunjukan atau memperlihatkan suatu proses sehingga siswa
dapat melihat, mengamati, mendengar, meraba, dan merasakan proses yang
dipertunjukkan oleh guru.
Metode eksperimen adalah metode pengajaran dimana guru dan murid
bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari pada yang
diketahui.
4. Metode Tanya jawab
4. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah penyampaian proses pengajaran dengan
cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau
sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru yang menjawab
pertanyaanya.
5. Metode pemberian tugas.
5. Metode pemberian tugas.
Metode pemberian tugas (resitasi) sering disebut metode
pekerjaan rumah, adalah metode dimana murid/ siswa diberi tugas khusus diluar
jam pelajaran. Sebenarnya penekanan metode ini terletak pada jam pelajaran
berlangsung, dimana siswa disuruh untuk mencari informasi atau fakta berupa
data yang dapat ditemukan di laboratorium, perp[ustakaan, pusat sumber belajar
dan lain-lain.
Menurut Dr. Winarno Suracmad, dia mengemukakan ada
beberapa metode mengajar didalam kelas yakni :
- Metode ceramah
- Metode Tanya jawab
- Metode diskusi
- Metode pemberian tugas
- Metode Demonstrasi dan eksperimen
- Metode bekerja kelompok
- Metode Sosiodrama dan bermain permainan
- Metode karya wisata
- Metode drill (latihan siap)
- Metode system regu (team teaching)
Sedang menurut Abdurrahman Saleh, dia mengemukakan
beberapa metode yang hamper sama yakni :
- Metode ceramah
- Metode Tanya jawab
- Metode diskusi
- Metode demonstrasi
- Metode sosiodrama
- Metode pemberian tugas
Dalam pembinaan rasa beragama, menurut Al-Nahlawi,
metode untuk menanamkan rasa iman ialah dengan sbb :
1.
Metode hiwar (percakapan)
Quroni dan Nabawi
Hiwar adalah percakapan silih berganti antar dua pihak atau
lebih mengenai suatu topic dan dengan sengaja diarahkan kepada satu tujuan yang
dikehendaki (dalam hal ini guru). Hiwar mempunyai dampak yang
dalam bagi pembicara maupun pendengar pembicaraan tersebut.
2.
Metode kisah Quroni
dan nabawi
Dalam pendidikan islam, terutama pendidikan agam kisah sebagai
metode yang amat penting, karena :
o kisah selalu memikat karena mungundang
pendengar/ pembaca untuk selalu mengikuti kisahnya dan merenungkan maknanya.
o Kisah quroni dan nabawi dapat menyentuh hati
manusia karena kisah itu menampilkan tokoh yang konteksnya yang menyeluruh
o Kisah quroni dan nabawi mendidik perasaan
keimanan , kisah qurani bukan hanya semata kisah atau semata-mata karya seni
yang indah, ia juga suatu cara Tuhan mendidik umat agar beriman kepadaNya.
3.
Metode Amtsal (perumpamaan)
Quroni dan nabawi
Dalam surat Al-ankabut ayat 41, Allah mengumpamakan
sesembahan atau Tuhan orang kafir dengan sarang laba-laba :
“perumpamaan orang yang berlindung kepada selain Allah adalah
seperti laba-laba yang membuat rumah, padahal rumah yang paling lemah adalah
rumah laba-laba”.
Cara seperti ini juga dapat digunakan seorang guru untuk
mengajar.
4.
Metode keteladanan
Murid-murid cenderung meneladani pendidiknya, ini diakui oleh
semua ahli pendidikan, baik dari barat maupun dari timur. Karena secara
psikologis anak memang senang meniru.
5.
Metode pembiasaan
Uraian tentang pembiasaan selalu menjadi satu dengan uraian
tentang perlunya mengamalkan kebaikan yang telah diketahuai. Pembiasaan pada
dasarnya pada pengalaman. Sehingga pada intinya adalah pengulangan. Contoh saja
setiap masuk kelas mengucapkan salam.
6.
Metode ‘ibrah dan mau’izah
Ibrah dan I’tibar ialah suatu kondisi psikis
yang menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu yang disaksikan, dihadapi,
dengan menggunakan nalar, yang menyebabkan hati mengakuinya. Sedang mau’izah adalah
nasihat yang lembut yang diterima oleh hati dengan cara menjelaskan pahala atau
ancamannya.
7.
Metode targhib dan
tarhib
Targhib adalah janji terhadap kesenangan, kenikmatan akhirat yang
disertai bujukan. Tarhib ialah ancaman karena dosa ang
dilakukan. Yang tujuannya adalah agar mematuhi aturan Allah.
III. III. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENETAPAN
METODE
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi atau yang harus
diperhatikan dalam penetapan metode yang akan digunakan sebagai alat dan cara
dalam penyajian bahan pengajaran, yaitu sbb :
1. Tujuan intruksional khusus
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran kita mengenal adanya
tujuan umum, tujuan sementara, tujuan tak lengkap, dan tujuan khusus. Tujuan
umumperlu dijabarkan menjadi tujuan khusus sebab dengan demikian guru akan
mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang hendak dicapainya itu dan guru
akan dapat pula mempersiapkan alat-alat yang akan dipakai serta metode yang
tepat yang akan digunakan.
2. Keadaan murid-murid (peserta didik)
3. Materi atau bahan pengajaran
Penguasaan bahan oleh guru hendaknya mengarah pada sifat
spesialisasi atas ilmu atau kecakapan yang diajarkannya. Mengingat isi, sifat,
dan luasannya maka guru harus mampu menguraikan ilmu atau kecakapan dan apa-apa
yang akan diajarkan ke dalam bidang ilmu atau kecakapan yang bersangkutan.
4. Situasi
Yang dimaksud situasi disini adalah suasana belajar atau suasana
kelas. Termasuk mengenai keadaan murid, seperti lelah, semangat, keadaan cuaca,
juga keadaan guru.
5. Fasilitas
Factor fasilitas antara lain alat peraga, ruang waktu,
kesempatan tempat dan alat praktikum, buku, perpustakaan dsb.
6. Guru (Pendidik)
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda, misal ada yang
kurang suka bicara, atau sebaliknya ada guru yang suka berbicara. Atau latar
belakang pendidikan D2, S1, atau S2
7. Kebaikan dan kelemahan metode.
Tidak ada metode yang jelek atau metode yang baik. Kita bisa
mengatakan metode ini efektif, efisien, baik ,buruk itu bergantung dari banyak
factor. Yang perlu diperhatikan guru dalam menertapkan metode ialah mengetahui
batas-batas kebaikan dan kelemahan metode yang akan digunakannya. Sehingga
memungkinkan ia merumuskan kesimpulan mengenai hasil penelitian/ pencapaian
tujuan dari putusannya hal itu. Hal ini dapat diketahui dari cirri-ciri atau
sifat umum, peranan dan manfaat yang terdapat pada setiap metode.
PENGAJARAN
Pendekatan Sistem
dalam Pengajaran
I. KONSEP PERENCANAAN PENGAJARAN
a. Pengertian dan Kandungan Perencanaan
Perencanaan
:
Ancang-ancang/perkiraan mengenai sesuatu yg akan dilakukan.
:Suatu
proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan
bernilai. (Kaufman dalam Harjanto, 1997 :2 )
b. KandunganPerencanaan
#. Identifikasi kebutuhan masa depan
#. Identifikasi prioritas kebutuhan
#. Identifikasi urutan kebutuhan
#. Identifikasi tujuan minimal dan maksimal yg ingin dicapai
#. Identifikasi strategi yang dilakukan
#. Menentukan waktu tertentu utk melakukan
Perencanaan utk menjawab 4 pertanyaan pokok, Yakni :Apa?
Bagaimana? Siapa? Bilamana ?
c. Konsep dan Isi Perncanaan Pengajaran.
Pengajaran
: Penyampaian bahan pelajaran kepada peserta didik agar dapat diterima oleh
peserta didik.
Pengajaran: Suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka
memberikan rangsangan, bimbingan, arahan, dan dorongan kpd peserta didik agar
terjadi proses beLajar.(Ali, 2000:12)
Pengajaran atau Pembelajaran :
“Upaya untuk membelajarkan siswa” (I Nyoman Sudana Degeng )
Perencanaan
Pengajaran atau Pembelajaran :Suatu penerapan yang rasional dari analisis
sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu
lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para murid dan
masyarakat (Philip Combs dalam Harjanto, 1997 :6)
Perencanaan
Pengajaran atau Pembelajaran : Suatu rancangan yang dipersiapkan sedemikian
rupa untuk mencapai tujuan pengajaran yang optimal melalui berbagai strategi
yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Isi Perencanaan Pengajaran
1.
Tujuan pengajaran yang diinginkan
2.
Program dan layanan
3.
Tenaga manusia
4.
Bangunan fisik
5.
Keuangan
6.
Struktur organisasi
7.
Konteks sosial
Prinsip-prinsip Perencanaan pengajaran : Efektifitas dan
Efisiensi
Fungsi,
tujuan dan Bentuk Perencanaan Pengajaran
1. Fungsi Perencanaan Pengajaran
1.
Membantu pengelola sekolah dalam
melaksanakan tugas
2.
Membantu sekolah dalam mencapai
sasaran yang lebih ekonomis
3.
Tercapainya tujuan pengajaran tepat
waktu
4.
Mempermudah kegiatan kontrol dan
monitor dalam pelaksanaanya
2. Tujuan Perencanaan Pengajaran
1.
Agar tujuan pengajaran lebih jelas
2.
Guru lebih menguasai bahan pelajaran
3.
Agar dapat memilih dan menentukan
metode yang tepat
4.
Agar dapat menetapkan berbagai
alat/media yg diperlukan
5.
Agar proses pembelajaran dapat lebih
terarah
6.
Agar peserta didik lebih mudah
memahami pelajaran
7.
Agar peserta didik lebih tertarik
terhadap materi pelajaran yang diajarkan
Bentuk-Bentuk Perencanaan
Pengajaran
*Perencanaan pengajaran tidak tertulis
*Perencanaan pengajaran tertulis
·
Perencanaan Pengajaran Tidak
tertulis : Penguasaan materi, Penguasaan situasi umum
Penguasaan terhadap peserta didik yang akan diajar.
·
Perencanaan tertulis dilakukan
dengan cara membuat
Silabus dan RPP sebelum PBM dimulai ( dijelaskan kemudian)
II. Pendekatan sistem dalam Pengajaran
A. Pengertian, ciri dan sifat sistem
SISTEM :
Keseluruhan
bagian yang bekerjasama utk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan kebutuhan
yang telah ditentukan.(Sastrawijaya, Tresna:1991)
Suatu
kesatuan yang terdiri dari sejumlah komponen yang saling berhubungan dan
berinteraksi utk mencapai tujuan yang tlh ditentukan sebelumnya(Ali, Muhammad :
2000 )
Seperangkat
komponen atau unsur-unsur yg Saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
(Hamalik, omar, 2000)
CIRI-CIRI SISTEM ;
Adanya tujuan yang jelas
Adanya berbagai komponen
Adanya interaksi/kerjasama
Sifat-sifat sistem
·
terbuka Vs tertutup
·
sederhana Vs rumit
·
terpadu Vs terpisah
B. Pengertian dan Pola Kerja Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem:
Berbagai
upaya yang dilakukan melalalui komponen yang ada dalam sebuah sistem secara
cermat agar tujuan yang ingin dicapai dapat berhasil dengan tepat.
Pendekatan
sistem diawali dengan berpikir bahwa suatu tujuan dapat tercapai melalui proses
dari berbagai komponen yang saling berkaitan dalam suatu sistem.
Pola kerja Pendekatan Sistem
C. Aplikasi pendekatan sistem dalam Pengajaran
Sistem Pengajaran
Suatu
kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur–unsur manusiawi, material,
fasilitas, dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
pengajaran.
Rencana
Ciri-ciri sistem Pengajaran Saling ketergantungan
Tujuan
Aplikasi Pendekatan dalam Pengajaran :
1.
Identifikasi prioritas kebutuhan dan
masalah
2.
Pemecahan masalah berdasarkan
beberapa alternatif
3.
Penentuan strategi yang mungkin
dapat dilakukan
4.
Pelaksanaan strategi yang dipilih
5.
Evaluasi hasil
6.
Revisi ( sebagian atau keseluruhan )
Pengajaran sebagai sebuah sistem
1.
Kompetensi/Indikator yang hendak
dicapai
2.
Bahan ajar yang akan diajarkan
kepada peserta didik
3.
Strategi apa yang digunakan
4.
Evaluasi yang dilakukan.
Hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang guru :
1.
Pengumpulan data dan kegiatan
analisis
2.
Perhatian terhadap indikator/tujuan
yg ingin dicapai
3.
Penjabaran bahan ajar dan yang
berkaitan dengan Pelaksanaan.
III.
Model Pengembangan Sistem
Instruksional (Rancangan Pengajaran)
a.Konsep tentang Model Pengembangan Instruksional
Model
Kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman Atau acuan dalam melaksanakan suatu
kegiatan.(Haryanto, 51)
Seperangkat
prosedur yang berurutan untuk mewujudkan Suatu proses melaksanakan pengembangan
sistem Pengajaran seperti penentuan suatu kebutuhan, pemilihan media, atau
penilaian (Sastrawijaya, tresna, 15)
Sistem Instruksional ; Sistem & Instruksional
Sistem = sudah jelas
Instruksional = Proses Belajar Mengajar, Proses Pengajaran,
Proses Pembelajaran
Sistem instruksional memiliki 2 dimensi poko :
1.Dimensi rencana (a plan )
2. Dimensi proses yang nyata (a reality)
b. Beberapa Model Peng. Sistem Instruksional/pengajaran
Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Model PPSI dalam sistem pengajaran mengandung 5(lima)
langkah pokok, yaitu :
TAHAP I : Merumuskan indikator/tujuan pembelejaran khusus.
Dalam rumsan indikator harus memenuhi kriteria sebagai
berikut :
·
Menggunakan istilah yang operasional
·
Berbentuk hasil belajar
·
Berbentuk tingkah laku yang dapat
diamati dan diukur
·
Dalam satu indikator hanya memuat
satu perubahan tingkah laku.
TAHAP II. Mengembangkan alat evaluasi
Evaluasi
ini dikembangkan dari indikator yang telah dirumuskan sebelumnya. Kegiatan yang
dilakukan dalam pada tahap pengembangan alat evaluasi ini adalah :
1.
Menentukan jenis tes yang akan
digunakan untuk mengukur tercapai tidaknya indikator.
2.
Menyusun butir tes untuk menilai
masing-masing indikator.
TAHAP III. Menetapkan kegiatan belajar dan bahan ajar/materi
pelajaran
·
Kegiatan yang dilakukan pada tahap
ini adalah :
·
Merumuskan semua kemungkinan
kegiatan untuk mencapai indikator.
·
Menetapkan kegiatan belajar yang
tidak perlu ditempuh.
·
Menetapkan kegiatan belajar yang
akan ditempuh.
·
Menetapkan bahan ajar/materi
pelajaran.
TAHAP IV. Merencanakan Program Kegiatan.
Pada tahap IV ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
Berikut :
1.
Menetapkan strategi belajar mengajar
yang digunakan.
2.
Memilih alat/media pelajaran dan
sumber bahan yang akan digunakan.
3.
Menyusun jadwal penyajian
TAHAP V. Melaksanakan Program.
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sbb :
·
Menyelenggarakan pre-test
·
Menyajikan materi pelajaran
·
Menyelenggarakan pos-test
·
Melakukan revisi ( perbaikan )
2. Model J.E.Kemp
Sistem instruksional yang dikembangkan oleh Kemp(1977)
Meliputi 8 langkah, yaitu :
1.
Menentukan tujuan instruksional
umum/kompetensi dasar
2.
Menganalisis karakteristik peserta
didik
3.
Menentukan TPK/ indikator
4.
Menentukan materi pelajaran
5.
Menetapkan penjagaan awal
6.
Menentukan strategi belajar mengajar
7.
Mengkoordinasi sarana penunjang,
yang meliputi tenaga, fasilitas, Alat dan waktu.
8.
Mengadakan Evaluasi
3.Model Gerlach dan Ely
Menurut gerlach dan Ely (1971) ada 10 langkah, yaitu :
1.
Merumuskan tujuan instruksional
2.
Menentukan isi materi pelajaran
3.
Menentukan kemampuan awal peserta
didik
4.
Menentukan teknik dan strategi
5.
Pengelompokan belajar
6.
Menentukan pembagian waktu
7.
Menentukan ruang
8.
Memilih media instruksional yang
sesuai
9.
Mengevaluasi hasil belajar
10.
Menganalisis umpan balik.
IV.
Langkah-langkah
Pokok Dalam Merencanakan Pengajaran
Rencana Pengajaran/Pembelajaran
Ada 4 (empat) hal pokok yang harus direncanakan oleh Guru
dalam kegiatan pengajaran/pembelajaran, yaitu :
1. Merumuskan Indikator/merumuskan tujuan
pembelajaran/pengajaran
2. Merencanakan bahan ajar/materi pelajaran
3. Merencanakan strategi pembelajaran/pengajaran
4. Merencanakan Evaluasi Pembelajaran/Penilaian
Pembelajaran.
#Penting : Merencanakan Media/alat Pembelajaran.
1.1. Merumuskan Indikator/tujuan pembelajara.
dengan mempertimbangkan :
·
Kompetensi Dasar/Tujuan umum
pembelajaran.
·
Karakteristik dan kemampuan awal
peserta didik
·
Aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik
1.2. Merencanakan Bahan Ajar/Materi pelajaran. dengan pertimbangan
:
a. Kompetensi Dasar dan Indikator.
b. Tingkat perkembangan dan intelektual peserta didik.
c. Pengalaman belajar peserta didik
d. Tersedianya waktu dan fasilitas.
e. Relevan dengan kebutuhan peserta didik.
f. Kesesuaian dengan kondisi masyarakat.
g. Mengandung segi-segi etik.
h. Disusun dlm ruang lingkup dan urutan yg sistematis dan logis.
i. Bersumber dari buku yg baku, guru yg ahli dan masyarakat.
1.3. Merencanakan Strategi pembelajaran.
Pendekatan yang dapat digunakan :
·
Pendekatan Pengalaman
·
Pendekatan Pembiasaan
·
Pendekatan Emosional
·
Pendekatan Rasional
·
PendekatanFungsional
·
Pendekatan Ketrampilan Proses. (Depdikbud, Petunjuk
PBM PAI, 1994:40)
b. Memilih Metode Pembelajaran.
·
Relevan dengan Kompetensi dasar & Indikator
·
Relevan dengan bahan ajar/materi pelajaran
·
Relevan dengan kemampuan guru
·
Relevan dengan keadaan peserta didik
·
Relevan dengan kelengkapan/fasilitas sekolah
DAFTAR PUSTAKA
H. Zuhairini, dkk, Metode Khusus Pendidikan
Agama, Usaha nasional, Surabaya, 1981
Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam
Perspektif Islam, PT. Remaja
Zakiaah Darojat, dkk, Metodologi Pengajaran
agama Islam, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2001
Abu Ahmadi, Metodik Khusus Pendidikan Agama,
Armico, bandung, 1986
Rosdakarya, Bandung, 2001
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam,
Kalam Mulia, Jakarta, 2001
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan pengembangan, kamus
Besar Bahasa Indonesia, Ed II, P dan K, Balai Pustaka, 1989
Winarno Surachmad, Pengantar Interaksi
Belajar Mengajar, tarsito, Bandung, 1986
REFERENSI
·
A.Tresna Sastrawijaya, Pengembangan Program
Pengajaran
·
Abd.Gafur, Desain Instruksional:Suatu Langkah
Penyusunan Dasar Kegiatan Belajar Mengajar
·
Harjanto, Perencanaan Pengajaran
·
Mudlofir, Teknologi Instruksional Sebagai
Landasan Perencanaan dan Penyusunan Pengajaran.
·
LANJUTAN REFERENSI
·
5. Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar
Mengajar.
·
6. Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran
Berdasarkan Pendekatan Sistem.
·
7. R. Ibrahim dan Nana Syaodikh, Perencanaan
Pengajaran.
·
8. Toeti Soekamto, Perencanaan dan pengembangan
Sistem Instruksional.
·
9. Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran.