JAWABAN
UJIAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012
NAMA : CATUR SUKAWIARTI
SEMESTER : III (3)
1.a. Teori
belajar
Teori
belajar adalah deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan
proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan diantara
variable-variabel yang menentukan hasil belajar. Teori ini menaruh perhatian
pada bagaiman seseorang belajar
b.Teori
pembelajaran
Teori
pembelajaran adalah preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah
menetapkan metode pembelajaran yang optimal. Teori ini menaruh perhatian pada
bagaimana seseorang mempengarui orang lain agar terjadi proses belajar. Dengan
kata lain, teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol
variable-variabel yang dispesifikasi dalam teori belajar agar dapat memudahkan
belajar.
2. Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a.
Kemampuan siswa dalam belajar :kemampuan siswa dalam menerima pelajaran
bebeda beda sehingga dibutuhkan metode
yang tepat dalam mengajar
b.
Waktu yang tersedia untuk belajar : waktu yang disediakan disesuaikan dengan
kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran
c.
Waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran :waktu yang digunakan
siswa dalam memahami pelajaran sehingga dapat menjelaskan materi yang telah
diajarkan
d.
Kualitas pengajaran : kualitas pengajaran tergantung pada metode, materi
yangdisampaikan kepada siswa dan kemampuan guru dalam memfasilitasi
pembelajaran
3. a. Teori
Behavioristik : belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari adanya interaksi antara stimulus dan respon
b. Teori Kognitif : Belajar merupakan
perubahan persepsi dan pemahaman tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya, dan lebih mementingkan proses belajar.
c. Teori Kontruktifitif : belajar merupakan
proses pembentukan penegetahuan
d. Teori
sosio-kultural : Teori belajar sosiokultur atau yang juga dikenal sebagai teori
belajar ko-kontruktivistik merupakan teori belajar yang titik tekan utamanya
adalah pada bagaimana seseorang belajar dengan bantuan orang lain dalam suatu
zona keterbatasan dirinya yaitu Zona
Proksimal Development (ZPD) atau Zona Perkembangan Proksimal dan mediasi. Di
mana anak dalam perkembangannya membutuhkan orang lain untuk memahami sesuatu
dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Teori yang juga disebut sebagai teori
konstruksi sosial ini menekankan bahwa intelegensi manusia berasal dari
masyarakat, lingkungan dan budayanya. Teori ini juga menegaskan bahwa perolehan
kognitif individu terjadi pertama kali melalui interpersonal (interaksi dengan
lingkungan sosial) intrapersonal (internalisasi yang terjadi dalam diri
sendiri).
e. Teori Humanistik : Proses belajar harus
dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri
4. Manfaat-dari penggunaan teori-teori belajar adalah sebagai berikut :
1. Sebagai landasan dalam penerapan materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian
2.
Memberi dorongan kepada siswa agar menjadi manusia yang bebas tidak terikat
oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung
jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan norma dan etika
yang ada.
3.
Dapat mengindantifikasikan keberhasilan aplikasi teori
4.
Mengetahui berbagai macam prilaku atau cirri-ciri siswa dan menemukan
caara-cara untuk menyikapinya
5. Mampu
menciptakkan suasana belajar yang aktif dan dinamis
6. Membantu
menyalurkan dan mengoptimalkann potensi masing-masing siswa.
5.Pembelajaran kontekstual
melibatkan tujuh komponen utama dari pembelajaran produktif yaitu :
konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning),
menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community),
pemodelan (Modelling), refleksi (Reflection) dan penilaian yang
sebenarnya (Authentic Assessment)
1. Konstruktivisme (Constructivism)
Setiap
individu dapat membuat struktur kognitif atau
mental berdasarkan pengalaman mereka maka setiap individu dapat membentuk
konsep atau ide baru, ini dikatakan sebagai konstruktivisme (Ateec, 2000).
Fungsi guru disini membantu membentuk konsep tersebut melalui metode penemuan (self-discovery), inquiri dan lain
sebagainya, siswa berpartisipasi secara aktif dalam membentuk ide baru.
2. Bertanya
(Questioning)
Bertanya
merupakan strategi utama dalam pembelajaran
kontekstual. Kegiatan bertanya digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing
dan menilai kemampuan berpikir siswa sedangkan bagi siswa kegiatan bertanya
merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry. Dalam
sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk :
1)
Menggali informasi, baik administratif maupun akademis; 2) Mengecek
pengetahuan awal siswa dan pemahaman siswa; 3) Membangkitkan respon kepada
siswa;4)Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa;5)Memfokuskan perhatian
siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru;6)Membangkitkan lebih banyak lagi
pertanyaan dari siswa;7)Menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
3. Menemukan (Inquiry)
Menemukan
merupakan bagian inti dari pembelajaran berbasis
CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat
seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri (Depdiknas, 2003).
Menemukan atau inkuiri dapat diartikan juga sebagai proses pembelajaran
didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara
sistematis. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa
langkah, yaitu :
1)Merumuskan
masalah ;2)Mengajukan hipotesis;3)Mengumpulkan data;4)Menguji hipotesis
berdasarkan data yang ditemukan;5)Membuat kesimpulan. Melalui proses berpikir
yang sistematis, diharapkan siswa memiliki sikap ilmiah, rasional,
dan logis untuk pembentukan kreativitas siswa.
4. Masyarakat belajar (Learning Community)
Konsep Learning Community menyarankan
agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil
belajar itu diperoleh dari sharing antarsiswa, antarkelompok, dan antar yang
sudah tahu dengan yang belum tahu tentang suatu materi. Setiap elemen
masyarakat dapat juga berperan disini dengan berbagi pengalaman (Depdiknas,
2003).
5. Pemodelan (Modeling)
Pemodelan dalam pembelajaran kontekstual merupakan sebuah
keterampilan atau pengetahuan tertentu dan menggunakan model yang bisa ditiru.
Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu atau guru memberi contoh cara
mengerjakan sesuau. Dalam arti guru memberi model tentang “bagaimana cara
belajar”. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukanlah satu-satunya model.
Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
Menurut Bandura dan Walters, tingkah laku siswa baru dikuasai
atau dipelajari mula-mula dengan mengamati dan meniru suatu model. Model yang
dapat diamati atau ditiru siswa digolongkan menjadi :
1. Kehidupan
yang nyata (real life), misalnya orang tua, guru, atau orang lain.;
2. Simbolik (symbolic),
model yang dipresentasikan secara lisan, tertulis atau dalam bentuk gambar ;
3. Representasi
(representation), model yang dipresentasikan dengan menggunakan
alat-alat audiovisual, misalnya televisi dan radio.
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru
dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah kita lakukan di masa
lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur
pengetahuan yang baru. Struktur pengetahun yang baru ini merupakan pengayaan
atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon
terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahun yang baru diterima (Depdiknas,
2003).
Pada kegiatan
pembelajaran, refleksi dilakukan oleh seorang guru pada akhir pembelajaran.
Guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi yang
realisasinya dapat berupa :
1. Pernyataan
langsung tentang apa-apa yang diperoleh pada pembelajaran yang baru saja
dilakukan.;
2. Catatan atau
jurnal di buku siswa;
3. Kesan dan
saran mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.
7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)
Penilaian autentik merupakan proses pengumpulan berbagai data
yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa agar guru dapat
memastikan apakah siswa telah mengalami proses belajar yang benar. Penilaian
autentik menekankan pada proses pembelajaran sehingga data yang dikumpulkan
harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan
proses pembelajaran.
Karakteristik authentic assessment menurut
Depdiknas (2003) di antaranya: dilaksanakan selama dan sesudah proses belajar
berlangsung, bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif, yang diukur
keterampilan dan sikap dalam belajar bukan mengingat fakta, berkesinambungan,
terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feedback. Authentic
assessment biasanya berupa kegiatan yang dilaporkan, PR, kuis, karya
siswa, prestasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes
tulis dan karya tulis.
6. Pendapat saya tehadap tiga
teori belajar adalah :
a.
Behaviorisme, teori ini sangat menekan pada hasil belajar yaitu pada perubahan
tingkah laku yang dapat dilihat
b.
Kognitivisme, teori ini proses pada hasil belajarnya diperoleh dari akal
pikiran dan tidak dapat diperhatikan secara langsung dengan tingkah laku.
c.
Konstruktivisme teori ini proses belajar sebagai kegiatan manusia
membangun/menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi makna pada
pengetahuan sesuai pengalaman.
7. Petunjuk-petunjuk yang harus
dilakukan dalam pembelajaran koopratif yaitu :
1) siswa dalam kelompok
haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama
2) siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu
didalam kelompoknya
3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota
didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama,
4) siswa haruslah membagi
tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya,
5) siswa akan dikenakan
evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua
anggota kelompok,
6) siswa berbagi
kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama
proses belajarnya,
7) siswa akan diminta
mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif.
8. Model pembelajaran antara lain :
a. direct instruction adalah Model pembelajaran langsung, Pengajaran Langsung merupakan suatu model pengajaran yang sebenarnya bersifat teacher center. Dalam menerapkan model pengajaran langsung guru harus mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa secara langkah demi langkah. Karena dalam pembelajaran peran guru sangat dominan, maka guru dituntut agar dapat menjadi seorang model yang menarik bagi siswa.
b. Cooperatif Learning
Model
pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang
mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran Cooperative Learning
dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur.
Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson &
Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual,
interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
c. Problem based learning
Problem Based
Learning (PBL) adalah metode pendidikan yang medorong siswa untuk mengenal cara
belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian
masalah-masalah di dunia nyata.
d. inkuiri Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi
pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembekajaran ini
adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Pembelajaran inkuiri
merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir
kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
9. Pengaruh
teori belajar behaviorisme, humanism, kontructivisme, kognitivisme dan sosial
terhadap pendidikan adalah meningkatkan respon belajar siswa lebih giat dan
semangat, menjadikan peserta didik bebas berimajinasi dan berkreasi, tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal, dan materi pelajaran atau
informasi baru cepat beradaptasi dengan lingkungan pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar