Kamis, 23 Februari 2012


JAWABAN UJIAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012
NAMA : CATUR SUKAWIARTI
SEMESTER  : III (3)
JURUSAN    : TARBIYAH/PAI

1.a. Teori belajar
Teori belajar adalah deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan diantara variable-variabel yang menentukan hasil belajar. Teori ini menaruh perhatian pada bagaiman seseorang belajar
b.Teori pembelajaran
Teori pembelajaran adalah preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal. Teori ini menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengarui orang lain agar terjadi proses belajar. Dengan kata lain, teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variable-variabel yang dispesifikasi dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.


2. Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Kemampuan siswa dalam belajar :kemampuan siswa dalam menerima pelajaran bebeda beda sehingga dibutuhkan metode yang tepat dalam mengajar

b. Waktu yang tersedia untuk belajar : waktu yang disediakan disesuaikan dengan kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran

c. Waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran :waktu yang digunakan siswa dalam memahami pelajaran sehingga dapat menjelaskan materi yang telah diajarkan

d. Kualitas pengajaran : kualitas pengajaran tergantung pada metode, materi yangdisampaikan kepada siswa dan kemampuan guru dalam memfasilitasi pembelajaran

3. a. Teori Behavioristik : belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon                                                                                                                                 

b. Teori Kognitif : Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman tentang situasi    yang berhubungan dengan tujuan belajarnya, dan lebih mementingkan proses belajar.                

c.  Teori Kontruktifitif : belajar merupakan proses pembentukan penegetahuan                             

d. Teori sosio-kultural : Teori belajar sosiokultur atau yang juga dikenal sebagai teori belajar ko-kontruktivistik merupakan teori belajar yang titik tekan utamanya adalah pada bagaimana seseorang belajar dengan bantuan orang lain dalam suatu zona keterbatasan dirinya yaitu  Zona Proksimal Development (ZPD) atau Zona Perkembangan Proksimal dan mediasi. Di mana anak dalam perkembangannya membutuhkan orang lain untuk memahami sesuatu dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Teori yang juga disebut sebagai teori konstruksi sosial ini menekankan bahwa intelegensi manusia berasal dari masyarakat, lingkungan dan budayanya. Teori ini juga menegaskan bahwa perolehan kognitif individu terjadi pertama kali melalui interpersonal (interaksi dengan lingkungan sosial) intrapersonal (internalisasi yang terjadi dalam diri sendiri). 

e. Teori Humanistik : Proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri


4. Manfaat-dari penggunaan teori-teori belajar adalah sebagai berikut :
1. Sebagai landasan dalam penerapan materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian 
2. Memberi dorongan kepada siswa agar menjadi manusia yang bebas tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan norma dan etika yang ada.
3. Dapat mengindantifikasikan keberhasilan aplikasi teori
4. Mengetahui berbagai macam prilaku atau cirri-ciri siswa dan menemukan caara-cara untuk menyikapinya
5. Mampu menciptakkan suasana belajar yang aktif dan dinamis
6. Membantu menyalurkan dan mengoptimalkann potensi masing-masing siswa.

5.Pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen  utama dari pembelajaran produktif yaitu : konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling), refleksi (Reflection) dan penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)

1. Konstruktivisme (Constructivism)
Setiap  individu  dapat  membuat  struktur  kognitif  atau mental berdasarkan pengalaman mereka maka setiap individu dapat membentuk konsep atau ide baru, ini dikatakan sebagai konstruktivisme (Ateec, 2000). Fungsi guru disini membantu membentuk konsep tersebut melalui metode penemuan (self-discovery), inquiri dan lain sebagainya, siswa berpartisipasi secara aktif dalam membentuk ide baru.
2. Bertanya (Questioning)
Bertanya  merupakan  strategi  utama  dalam  pembelajaran kontekstual. Kegiatan bertanya digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa sedangkan bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry.  Dalam  sebuah  pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk :
1) Menggali informasi, baik administratif maupun akademis; 2)  Mengecek pengetahuan awal siswa dan pemahaman siswa; 3) Membangkitkan respon kepada siswa;4)Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa;5)Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru;6)Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa;7)Menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
3. Menemukan (Inquiry)
Menemukan  merupakan  bagian  inti  dari  pembelajaran  berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri (Depdiknas, 2003). Menemukan atau inkuiri dapat diartikan juga sebagai proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu :
1)Merumuskan masalah ;2)Mengajukan hipotesis;3)Mengumpulkan data;4)Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan;5)Membuat kesimpulan. Melalui proses berpikir yang sistematis, diharapkan  siswa  memiliki sikap ilmiah, rasional, dan logis untuk pembentukan kreativitas siswa.
4. Masyarakat belajar (Learning Community)
Konsep  Learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar itu diperoleh dari sharing antarsiswa, antarkelompok, dan antar yang sudah tahu dengan yang belum tahu tentang suatu materi. Setiap elemen masyarakat dapat juga berperan disini dengan berbagi pengalaman (Depdiknas, 2003).

5. Pemodelan (Modeling)
Pemodelan dalam pembelajaran kontekstual merupakan sebuah keterampilan atau pengetahuan tertentu dan menggunakan model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu atau guru memberi contoh cara mengerjakan sesuau. Dalam arti  guru memberi model tentang “bagaimana cara belajar”. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukanlah satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
Menurut Bandura dan Walters, tingkah laku siswa baru dikuasai atau dipelajari mula-mula dengan mengamati dan meniru suatu model. Model yang dapat diamati atau ditiru siswa digolongkan menjadi :
1.      Kehidupan yang nyata (real life), misalnya orang tua, guru, atau orang lain.;
2.      Simbolik (symbolic), model yang dipresentasikan secara lisan, tertulis atau dalam bentuk gambar ;
3.      Representasi (representation), model yang dipresentasikan dengan menggunakan alat-alat audiovisual, misalnya televisi dan radio.

6. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru. Struktur pengetahun yang baru ini merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.  Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahun yang baru diterima (Depdiknas, 2003).
Pada kegiatan pembelajaran, refleksi dilakukan oleh seorang guru pada akhir pembelajaran. Guru menyisakan waktu sejenak agar siswa dapat melakukan refleksi yang realisasinya dapat berupa :
1.      Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperoleh  pada pembelajaran yang baru saja dilakukan.;
2.      Catatan atau jurnal di buku siswa;
3.    Kesan dan saran mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.

7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment)
Penilaian autentik merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa agar guru dapat memastikan apakah siswa telah mengalami proses belajar yang benar. Penilaian autentik menekankan pada proses pembelajaran sehingga data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran.
Karakteristik authentic assessment menurut Depdiknas (2003) di antaranya: dilaksanakan selama dan sesudah proses belajar berlangsung, bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif, yang  diukur keterampilan dan sikap dalam belajar bukan mengingat fakta, berkesinambungan, terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feedbackAuthentic assessment biasanya berupa kegiatan yang dilaporkan, PR, kuis, karya siswa, prestasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis dan karya tulis.

6. Pendapat saya tehadap tiga teori belajar adalah :
a. Behaviorisme, teori ini sangat menekan pada hasil belajar yaitu pada perubahan tingkah laku yang dapat dilihat
b. Kognitivisme, teori ini proses pada hasil belajarnya diperoleh dari akal pikiran dan tidak dapat diperhatikan secara langsung dengan tingkah laku.
c. Konstruktivisme teori ini proses belajar sebagai kegiatan manusia membangun/menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi makna pada pengetahuan sesuai pengalaman.

7. Petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan dalam pembelajaran koopratif yaitu :

1) siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama
 2) siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya
 3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama,
4) siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya,
5) siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok,
6) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya,
7) siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara  individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

8. Model pembelajaran antara lain :


a. direct instruction adalah Model pembelajaran langsung, Pengajaran Langsung merupakan suatu model pengajaran yang sebenarnya bersifat teacher center. Dalam menerapkan model pengajaran langsung guru harus mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa secara langkah demi langkah. Karena dalam pembelajaran peran guru sangat dominan, maka guru dituntut agar dapat menjadi seorang model yang menarik bagi siswa.


b. Cooperatif Learning
Model pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.


c. Problem based learning
Problem Based Learning (PBL) adalah metode pendidikan yang medorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata.


d. inkuiri Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembekajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya 
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

9. Pengaruh teori belajar behaviorisme, humanism, kontructivisme, kognitivisme dan sosial terhadap pendidikan adalah meningkatkan respon belajar siswa lebih giat dan semangat, menjadikan peserta didik bebas berimajinasi dan berkreasi, tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal, dan materi pelajaran atau informasi baru cepat beradaptasi dengan lingkungan pendidikan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar